Sabtu, 30 Mei 2020

Melanjutkan Cerita

27 Januari 2019


Harap tenang, Budi dan ibunya sedang berada di ruang tunggu. Antriannya cukup panjang. Budi mulai bosan. Ia berdiri di depan pintu melayangkan pandangannya keluar gedung. Perhatiannya tertuju pada seekor kucing di jalan yang mengeong tiada henti. Ia berputar-putar mengelilingi anak kucing yang nampaknya baru saja tertabrak. "Bagaimana jika anak kucing itu mati", batin Budi.
Tak ada yang menolong, karena jalanan sedang sepi. Kasihan sekali. Tapi ia pun tak kuasa berlari menghampirinya. Budi meringis pilu.

Tiba-tiba Budi teringat Wati, adik kecilnya yang meninggal 3 tahun lalu. Kata ibu, Wati sekarang berada di langit. Kelak dia akan menunggu keluarganya di pintu surga. Tapi kata ibu mereka harus memantaskan diri untuk dinanti. Budi tak seberapa paham makna kata memantaskan diri. Ia hanya tahu bahwa mereka harus rajin sholat dan mengaji agar kelak dapat berkumpul lagi bersama Wati.
.
"Apakah sekarang anak kucing itu juga akan pergi ke langit? Apakah dia akan bertemu Wati? Bagaimanakah rupa tempat tinggal mereka di sana?", batin Budi seraya mendongakkan wajahnya menatap cakrawala.
Masih kata ibu, kini Wati berbahagia di tempatnya. Wati tak pernah merasakan sakit lagi seperti dulu. Ia tak lagi butuh obat-obatan, selang oksigen dan infus. Ia kini secantik bidadari. Rambutnya yang rontok tumbuh sempurna dengan indah.
.
"Ah kenapa aku merasa iri pada Wati", gumam bocah 7 tahun itu lirih.
.
"Budi, giliran kita", sahut ibu tiba-tiba disertai tepukan lembut di pundak Budi. Membuyarkan lamunannya tentang langit. Membawa alam pikirnya kembali tiba di bumi lagi.
.
Tatapan mata ibu yang syahdu membuat Budi menyesali kata hatinya beberapa menit yang lalu. Wajah cantiknya semakin cepat berkerut dalam 3 tahun belakangan.
"Ah ibu, tentu saja aku tak boleh iri pada Wati. Aku harus berjuang lebih kuat untuk mengembalikan senyum di wajah ibu. Aku akan sembuh", janji Budi di dalam hati
.
Budi mengikuti langkah ibunya menuju sebuah pintu yang bertuliskan "SPESIALIS ONKOLOGI"
.
#30hbc19lanjutkancerita #30haribercerita #30hbc1927
Pic : ngadem.com

TEMAN SEPERJALANAN

8 Januari 2019


Di sebuah sudut kota Jogja
.
Wiro : "Mau ikut bersamaku?"
Ratna : "Ke arah mana mobilmu akan melaju?"
Wiro : "Ke utara"
Ratna : "Kalau begitu lanjutkanlah perjalananmu, karena jalur kita berbeda"
.
Baskoro : "Bersediakah berjalan kaki bersamaku?"
Ratna : "Jalan ke arah mana yang akan kau tempuh?"
Baskoro : "Tentu saja ke selatan"
Ratna : "Berjalan kaki pun tak masalah, sayangnya kita tak searah"
.
Joko : "Kalau begitu ikutlah bersamaku
Aku siap mengantar dengan pesawat pribadiku"
Ratna : "Bagaimana denganmu? Kemanakah tujuan perjalananmu?"
Joko : "Tak penting, aku ikut kemana pun kau mau"
Ratna : "Oh tidak, perjalananan ini akan panjang, kau akan bosan mengikuti mauku, dan aku akan lelah merancang perjalanan ini sendirian"
.
Galih : "Mungkin kau bisa melanjutkan perjalanan bersamaku?"
Ratna : Kemanakah tujuanmu?"
Galih : "Ke arah barat"
Ratna : "Benarkah? Apa yang hendak kau tuju?"
Galih : "Rumah impian, di samping rumah Tuhan"
Ratna : "Hey, kayuhlah sepedamu.
Aku akan duduk tepat di belakangmu.
Jalan tujuanmu adalah pula jalan tujuanku".
.
"Saya nikahan Ratna binti Murdoyo dengan Galih bin Sudibyo dengan mas kawin seperangkat alat solat dibayar tunai"
"Sah?????"
"Sahhhhhhh"
.
Dan perjalanan hidup dimulai.
Perjalanan yang telah pasti kemana arah tujuannya... Ia disebut visi pernikahan.
Begitulah seharusnya kau memilih jodoh, agar bahteramu tak terombang ambing tak tentu arah dalam lautan kehidupan.
.
#30hbc1908 
#30hbc19jalan 
#30haribercerita2019 
@30haribercerita
Pic by @sundanese.guy

UBUR-UBUR MUTASI GEN???

7 Januari 2019

"Mama, lihat disana. Segerombolan ubur2 melayang-layang".
Piyu si anak penyu menggamit salah satu kaki ibunya.
Mama penyu melayangkan pandangannya ke arah yang dimaksud.

"Ayo mama.  Ayo kita kesana. Aku sangat lapar".
Piyu menjilat bibirnya membayangkan kenikmatan sarapannya pagi ini.
Piyu langsung melesat dengan cepat menuju segerombolan ubur2.

Mama penyu menyusul Piyu yang segera menikmati sarapan ubur2nya dengan lahap.

Keluarga penyu sangat bersyukur karena semakin hari populasi ubur2 semakin meningkat. 
Tapi aneh, menyantap ubur-ubur kini tak lagi selezat dulu. 
Ya, kadang-kadang mereka memakan ubur2 yang mengenyangkan, tapi lebih sering ubur2 tersebut terasa hambar dan tidak 
mengenyangkan. Ubur2 tersebut seperti kosong tak bergizi.

Bertahun berlalu... takdir keluarga penyu mulai berubah. Piyu bingung melihat kenyataan bahwa usia keluarga penyu kini teramat pendek. Satu persatu, oh tidak, tidak satu-satu. Tapi seratus bahkan seribu keluarganya mati dalam setahun. Usia ratusan tahun seperti tinggal kenangan.
"Ada apa gerangan?" tanya Piyu.

Seiring waktu, tubuh kaku para bangkai penyu hancur. Piyu bingung menyaksikan sisa-sisa tubuh para penyu.
Banyak pertanyaan di kepalanya
"Mengapa ada banyak sisa ubur2 yang tak tercerna disana?
Ada apa ini? 
Apakah para ubur2 tersebut mengalami mutasi genetik? 
Mengapa mereka tak dapat dicerna di perut kami? 
Inikah penyebab pendeknya usia para tetuaku?"

Piyu terpekur...
Kebanggaannya atas keluarganya terusik.
Sebelumnya ia teramat bangga menjadi bagian dari spesies istimewa yang paling banyak mengetahui sejarah alam bawah laut.
Ya, pencatat sejarah laut krn usia mereka yang terkenal sangat panjang. Tapi itu dulu... Sebelum spesies baru ubur2 meningkat semakin pesat.

Lagi, berbagai pertanyaan berkelebat di kepalanya.
Dan kini ia bertekad mencari tahu jawabannya.
Ia harus menyelamatkan kelestarian spesies Penyu.
"Harus", tekadnya dalam hati
Tapi ia tak tahu harus memulai darimana. 
Ia hanya tahu spesies ubur2 itu berasal dari atas permukaan.
Poor Piyu

Sementara itu di dunia lain di atas permukaan, seorang reporter tengah menyampaikan sebuah berita "Pemirsa, kembali ditemukan bangkai seekor penyu yang perutnya mulai membusuk. Di dalam perutnya ditemukan 1 kg kantong plastik aneka warna." 

Masih di dunia di atas permukaan, headline news sebuah media cetak berbunyi "Penelitian dari university of Eceter, Inggris, mengemukakan bahwa sampah plastik telah membunuh 1000 penyu setiap tahunnya. Bagi penyu, sampah plastik terlihat seperti ubur-ubur yang merupakan salah satu makanan mereka".

Benarkah Anak Krakatau Lebih Besar Energinya?

4 Januari 2019

Obrolan ibu dan anak saat mudik ke kampung halaman.


"Bunda, benarkah anak Gunung Krakatau kelak akan tumbuh dengan kekuatan yang jauh lebih dahsyat drpd ibunya dahulu?"Tanya gadis 8 tahun itu padaku.
.
"Entahlah, Bunda tak tau pasti kebenarannya. Tapi hal itu mungkin saja terjadi" jawabku
.
"Kenapa dia bisa jauh lebih kuat daripada ibunya?"
.
"Entahlah, perkara ini pun Bunda tidak memahami. Tapi kalau dianalogikan ke manusia, seorang anak seyogyanya jauh lebih hebat daripada orang tuanya".
.
"Begitukah? berarti aku harus lebih hebat daripada Bunda?" seketika ada binar dari kedua netranya.
.
"Tentu saja"
.
"Harus lebih pintar? Harus lebih lebih sukses?"
.
"Iya, harus lebih kreatif, harus lebih tangguh, dan yang paling utama harus jauh lebih sholehah, jauh lebih berilmu agama, jauh lebih banyak amal ibadahnya"
.
"Kenapa begitu?", bibirnya mencebik.
.
"Karena di masamu.... di mana dunia sudah semakin tua, tantangan jaman semakin berat. Tak kan lagi sama seperti di masa Ayah dan Bunda. Di masamu persaingan hidup akan semakin ketat. Dan terutama godaan syaiton semakin beraneka ragam rupa dan bentuknya. Semakin halus rayuannya. Semakin banyak pembenarannya. Dan semakin banyak pengikutnya. Hingga hanya kesholehan dan ketaqwaanlah yang kelak bisa menyelamatkanmu dari fitnah akhir jaman"
.
"Oh begitu" sahutnya seraya menganggukkan kepala berkali2.
.
Lalu kami sama2 terdiam.
Tenggelam dalam pikiran masing2.
Melanjutkan menyeruput secangkir teh hangat di sore hari yang dingin di kaki Gunung Dempo.
.
@30haribercerita #30haribercerita 
#day4 #30HBC1904
Pict by google

Kamis, 28 Mei 2020

Memasak dalam Urutan Skala Prioritas

Tulisan ini saya buat 3 Januari 2019 lalu di  Instagram. Kalo tidak salah ketika melihat suatu kejadian ada rumah tangga yang ribut karena suami tak berkenan pada masakan istrinya. Maka tergeraklah hati untuk menuliskan urutan prioritas memasak dalam rumah tangga kami.

Makna dari curhatan ini bukan berarti kami tidak pernah memasak ya 😁 Cooking is fun, apalagi di masa Work From Home di saat pandemi begini. Cooking, baking, benar-benar jadi mengasikkan apalagi melibatkan anak-anak.
Hanya saja memasak memang tidak menjadi prioritas utama manakalah kondisi tidak kondusif.


3 Januari 2019

Setiap orang punya prioritasnya masing-masing.

Dan bersyukur bahwa saya dan suami punya kesamaan pandangan tentang satu hal. Atau mungkin tepatnya mengaminkan pandangan saya 😂 Bahwa urusan makan bukanlah prioritas hidup kami.
.
Maka ketika badan teramat lelah... atau ada deadline lain yang lebih utama, maka memasak tak menjadi tuntutan dalam rumah kami. Bagi kami, menunaikan hak tubuh untuk diistirahatkan jauh lebih utama.
Karena ketika tubuh dan jiwa tak sepenuhnya sehat, maka stabilitas rumah tangga dan curahan kasih antar sesama anggota keluarga juga akan terganggu.
.
Bagi kami mengeluarkan sejumlah uang untuk membeli makanan di luar atau memakan apa yg ada, akan lebih baik daripada memaksakan diri memasak namun kemudian waktu dan tenaga  yang tersisa membuat prioritas lain terbengkalai. 
Prioritas yang tak terlaksana pun akan membawa masalah yang jauh lebih pelik.
.
Padahal menjaga stabilitas rumah tangga dan terlaksananya peranan utama jauh lebih prioritas daripada sekedar makan.
.
Makan hanyalah sebagai sumber energi untuk merealisasikan prioritas-prioritas hidup.
Maka urusan makan ini tak boleh berubah peran menjadi menghabiskan seluruh energi hidup hingga hanya memberi sisa untuk perkara lainnya.
Apalagi sampai menggoyahkan keharmonisan keluarga dan mengguncangkan kewarasan jiwa.

Maka betapa sedihnya hati melihat di sebuah rumah tangga, perihal masak dan masakan pun bisa menjadi bahan keributan.
Ah mungkin saja di rumah itu memasak memang sebuah prioritas. Toh setiap rumah tangga punya urutan prioritasnya masing-masing.

@30haribercerita #30haribercerita #1

Kenapa Tiba-Tiba Mau Ngeblog Lagi?

Well...
Sebenernya dulu nggak pernah benar-benar jadi blogger. Tapi pernah punya blog di blogspot dan wordpress. Seingat saya dulu yang ada beberapa cerita dengan design costum itu di akun wordpress. Sayangnya malah benar-benar lupa alamatnya 🤣
Blogspot juga sebenarnya lupa judul blognya. Nah ketika kemarin mau buat akun baru di blogspot ini ternyata alamat blognya sudah pernah dipakai dan ketemulah akun ini.

Nah kenapa setelah sekian tahun tiba-tiba mau ngeblog?

Jadi kemarin si anak sulung tiba-tiba nanya
"Bunda pernah baca blog?"
"Pernah, kenapa?"
"Nggak apa-apa sih"
"Kamu mau buat blog?"
"Hehe...iya"
"Kamu tahu tentang blog darimana?"
"Dari buku ini"
Ternyata dia membaca buku yang di dalamnya ada kisah seorang anak SD yang memiliki blog.

Sesaat emak-emak ini terkesima.
Tiba-tiba tersadar punya anak generasi Z.
Sejak lama mengajarkan dia untuk menulis diary supaya mengasah kemampuan menuangkan isi kepala ke dalam tulisan.
Tapi dia nggak serajin itu.
Sering coret-coret bikin komik atau cerita pendek di kertas-kertas. Disarankan menuliskan coretan-coretannya di buku khusus, idenya malah stagnan ketika serius menulis di buku.
Ketika dia meminta blog, ya Allah itu kayak menemukan ruang yang tepat untuk melatih menulis. Kenapa nggak dari dulu kepikiran sama emaknya soal blog ini. Lupa kalo anaknya generasi Z, malah disodorin buku diary 😂😂

Melihat dia nampak bersemangat sekali mengawali blognya Blog Shaista
emaknya ingat lagi sama blog sendiri. Eh kok, jadi ingin menghidupkan blog lagi.
And here I am now... Kembali membuka blog lama. Semoga kali ini konsisten menulis blog. Karena menulis sebenarnya adalah passion saya, terpendam namun tak berkembang 🤣🤣 karena tidak pernah diasah.

Selain itu bagi emak-emak, menulis adalah salah satu cara menghabiskan jatah 20.000 kata.

Well, once again...
Let's start a new journey of blogging
Tahap pertama saya mau pindahkan dulu beberapa tulisan pendek tahun lalu kesini. Biar langsung rame lagi 😁

It's back

Finally....
Blog ini bisa kembali lagi.
Sebelumnya sudah mau membuat blog baru karena lupa password email.
Maklum blognya dibuat 11 tahun lalu dan menggunakan yahoo yang sudah tidak digunakan lagi (dan lupa pula password emailmya 😁).
.
Browsing di google cara mengembalikan blog dari akun yahoo, and heyyy.... I was surprise.... This blog is back.
Ternyata ada back up akun google-nya.
Ya Allah, senang luar biasa.
.
Baiklah untuk memulai awal yang baru, postingan lama dihapus saja ya😁 Karena postingan lamanya un-faedah 🤣🤣
.
Kita mulai lembaran baru dengan background baru, butiran gula.
Dengan harapan blog ini bisa mempermanis hari-hari pemilik blog dan juga pembaca yang berkunjung ke blog ini.